By: Arief “Kandang Bambu”.
Lebih dari 460 juta kambing di dunia telah menghasilkan 4,5 juta ton susu dan 1,2 juta ton daging setiap tahunnya (Harlan, 1990). Selain itu manfaat besar lain terkandung dari bulu, kulit dan kotoran yang bisa dijadikan pupuk bahkan bahan bakar.
Kambing PE sebagai kambing perah yang saat ini sangat diminati, juga memiliki potensi serupa. Susu kambing merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang sangat bagus terutama bila dibandingkan dengan susu sapi. Minimnya peternak kambing perah di Indonesia saat ini, membuat peluang usaha sektor susu kambing sangat besar. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pasar peminum susu kambing segar di Indonesia masih kecil. Namun, belum tergarapnya pasar ditambah dengan produk turunan susu kambing yang banyak, membuat peluangnya masih sangat potensial untuk dikembangkan.
Pada kesempatan kali ini, kami mencoba mengetengahkan hal-hal yang bisa dijadikan acuan bagi para peternak (khususnya pemula) dalam memilih kambing perah unggul, antara lain:
A. Bentuk fisik
Memilih Kambing perah yang baik adalah memiliki karakteristik badan seperti tampak pada gambar dibawah ini:
Gambar di atas menunjukan bahwa kambing perah yang bagus memiliki bentuk bodi seperti segi tiga bila dilihat dari atas. Sedangkan yang tidak bagus adalah membentuk segi empat. Kemudian kambing yang baik, bentuk kaki depan dan belakang adalah tegak simetris, tidak berbentuk X atau O.
B. Bentuk Ambing
Selain bentuk badan, hal utama lain yang harus deperhatikan dengan teliti adalah karakteristik bentuk ambing, seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar A dan B merupakan contoh bentuk ambing yang jelek pada kambing perah. Gambar C adalah bentuk yang bagus, bentuknya bulat utuh , seimbang dan ambing simetris. Secara teori, bentuk ambing yang baik dan ideal sangat mendukung kuantitas produksi air susu kambing.
Demikian uraian singkat kami, mudah-mudahan bisa jadi tambahan wawasan saya dan rekan2 sekalian. Salam Kandang Bambu.
Referensi:
Atfield HD. Harlan. “Understanding Dairy Goat Production”. VITA Publiser, 1990.
No comments:
Post a Comment